Selasa, 05 November 2013

Habibie-Prabowo Berdamai, Siapa Menyusul ?

BJ Habibie dan Prabowo Subianto
Jumat, 1 November 2013 | 14:51 WIB 
INILAH.COM, Jakarta 
Habibie-Prabowo Berdamai, Siapa Menyusul ? 

BJ Habibie dan Prabowo Subianto dikabarkan telah makan siang bersama. Tempatnya di kediaman Habibie di Jakarta. Inisiatif pertemuan muncul dari BJ Habibie, Presiden ke-3 RI.
 Makan siang tersebut diakhiri dengan foto bersama di sebuah bangku taman. Habibie tetap duduk di bangku, sementara Prabowo yang mengenakan jas dengan dasi merah, berdiri di sebelah kiri Habibie.

Foto berdua berbeda generasi itu semakin memiliki nilai berita, sebab di negara kita saat ini sudah sangat langka melihat orang berdamai atau mengakhiri permusuhan.

Tanpa harus mencari tahu apa penyebabnya begitu pula tanpa harus malu mengakui keadaannya, sudah menjadi rahasia umum, permusuhan antar elit di Indonesia saat ini, masih sangat besar. Maraknya permusuhan antarelit, telah menimbulkan persepsi bahwa semakin sulit mencari pemimpin yang berkarakter negarawan.

Ada permusuhan terselubung antara
Soekarnois dengan yang anti-Soekarno,
Soehartois dan pro-Soeharto.
Antara Orde Baru dan Orde Reformasi.
Antara militer dan non-militer.
Antara TNI dan Polri.
Antara Prabowo dan Wiranto.
Dan yang paling baru antara SBY dan loyalis Anas Urbaningrum.

Pertemuan diam-diam antara bekas Presiden dan bekas Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) itu dibocorkan oleh Sugiono, salah seorang staf kepercayaan Prabowo Subianto.
Kontan saja kabar pertemuan kedua tokoh itu tersebar luas setelah fotonya diposting oleh beberapa kader Partai Gerindra melalui media-media sosial.

Mengapa pertemuan BJ Habibie dan Prabowo Subianto menjadi sebuah kabar penting dan perlu mendapat perhatian?
Tidak lain karena pertemuan itu merupakan "good news" dan "good news" sebaiknya menjadi berita baik. Bukan sebaliknya yang "bad news" menjadi "good news" atau peristiwa buruk menjadi kabar baik.

Pertemuan tersebut patut disebut sebagai kabar baik karena sekalipun hanya dua orang yang bertemu tapi hal itu bisa menjadi contoh dan simbol sebuah persatuan dari 240 juta rakyat Indonesia.

Pertemuan rekonsiliasi itu semakin memiliki makna penting bila isu rekonsiliasi nasional disandingkan dengan keadaan politik bangsa saat ini, yang penuh dengan ceritera persengketaan, permusuhan dan saling menyalahkan.
 INDONESIA,
 tanpa kita sadari sudah mulai berubah menjadi sebuah negara yang 
"tiada hari tanpa permusuhan".

Selama kurang lebih 15 tahun, BJ Habibie dan Prabowo Subianto 'bermusuhan'. Bias dari permusuhan kedua tokoh nasional tersebut, merembet ke berbagai strata masyarakat. Pasalnya Habibie dan Prabowo masing-masing memiliki komunitas, konstituen yang tersebar di seluruh Indonesia.

Permusuhan mereka mulai mengarah ke permusuhan abadi.
Sebab lewat buku yang diterbitkan masing-masing, satu sama lain saling mengklaim kebenaran.
Isi kedua buku mereka terus diulas dan diulang-ulang oleh berbagai kalangan dengan berbagai kepentingan.
Isu paling sensitif dari permusuhan kedua tokoh yang diumbar dalam buku masing-masing adalah soal kudeta.  

BJ Habibie sebagai Presiden RI, menuding Prabowo berusaha menjatuhkannya melalui kudeta militer, hanya sekitar 3 hari setelah Habibie menggantikan Jenderal Soeharto pada 20 Mei 1998.
Hingga pekan lalu masalah tersebut masih diposting di halaman Facebook, dimana Prabowo membantah tentang tudingan tersebut.

Permusuhan mereka, jika tidak segera diakhiri, bisa berlanjut ke tahun politik 2014.
Oleh sebab itu pertemuan Habibie-Prabowo untuk sementara dapat dikatakan bisa menghilangkan rasa khawatir tentang kemungkinan berlanjutnya 'pemusuhan' dua tokoh tersebut.

Menjelang tahun politik 2014, dimana Prabowo berencana akan maju sebagai peserta kontes Pemilihan Presiden RI, diperhitungkan dapat menjadi sasaran kritik termasuk fitnah oleh musuh-musuhnya.
Antara lain dengan menggunakan buku BJ Habibie sebagai dokumen pendukung.
Kisah permusuhan tersebut didaur ulang terus menerus yang pada akhirnya tidak akan memberikan hasil positif bagi bangsa secara keseluruhan.
Padahal Indonesia, bangsa dan rakyatnya sangat memerlukan sebuah perdamaian.  

Jika ingin menjadi sebuah negara kuat yang disegani bangsa-bangsa lain, semua pihak wajib melakukan rekonsiliasi. Dan pihak yang wajib memulainya adalah para elit atau tokoh seperti Habibie dan Prabowo.

Banyak yang tidak sadar, keinginan untuk melihat Indonesia menjadi negara yang damai, hampir sama banyaknya dengan pihak yang ingin melihat Indonesia selalu dalam keadaan terpecah.
Hal ini terbukti dari adanya upaya-upaya pihak asing yang ingin menjadi jurudamai bagi Indonesia, pasca-kerusuhan sosial Mei 1998.
Tidak lama setelah reformasi 1998 itu meletus sejumlah tokoh dunia yang berjasa dalam mendamaikan seluruh komponen sebuah bangsa yang bertikai, menawarkan minat mereka kepada Indonesia.
Negara yang menjadikan rujukan adalah Afrika Selatan.
Negara di benua hitam ini dinilai sebagai contoh faktual yang paling tepat.

Sebab Afrika Selatan baru merdeka dari kelompok minoritas bangsa kulit putih pada 1994. Yang menarik adalah sekalipun bangsa kulit hitam mengalami penderitaan yang luar biasa akibat penindasan bangsa kulit putih, selama berabad-abad, bangsa kulit hitam dapat menguburkan trauma dengan cepat.

Nelson Mandela, Presiden kulit hitam pertama sekaligus tokoh penentang rezim apartheid, merupakan simbol rekonsiliasi.
Ia mengajak anak buahnya untuk tidak mendendam bangsa kulit putih. Sebagai bukti, Mandela dalam pemerintahan perdananya, langsung menggandeng FW De Klerk, Presiden kulit putih terakhir di Afrika Selatan, untuk menjadi Wakil Presidennya.

Padahal kalau bicara soal dendam dan kualitasnya, sejatinya bangsa kulit hitam Afrika Selatan tidak akan pernah bisa melupakan apalagi memaafkan bangsa kulit putih dari negeri itu.

Salah satu petikan ceritera penderitaan bangsa kulit hitam antara lain cara bangsa kulit putih memberi hukuman. Tidak sedikit orang kulit hitam yang berakhir hidup mereka di mulut buaya atau aligator, karena sengaja diekskusi oleh orang kulit putih secara keji seperti itu.

"Kami cukup realistis. Tidak mungkin kami terus memendam kepada orang kulit putih. Kami tidak mungkin membalas. Toh sekalipun kesempatan membalas itu ada, nyawa dari saudara kami yang tubuhnya dimangsa buaya tidak akan hidup kembali," ujar seorang diplomat kulit hitam Afrika Selatan yang bertugas di Jakarta lebih dari 10 tahun lalu.

Rekonsiliasi bangsa Afrika Selatan menjadi contoh positif sebab kisah-kisah tragis seperti itu langsung dikubur oleh bangsa kulit hitam. Bangsa Indonesia patut bersyukur tidak sampai mengalami situasi seperti Afrika Selatan.

Kini, siapa menyusul Habibie-Prabowo yang sudah berdamai? [mdr]

Jika INDONESIA ingin menjadi sebuah negara kuat yang disegani bangsa-bangsa lain, semua pihak wajib melakukan rekonsiliasi. Dan pihak yang wajib memulainya adalah para elit atau tokoh seperti Habibie dan Prabowo.

Selasa, 29 Oktober 2013

Momentum Keruntuhan Prabowo Sang Bintang Terang TNI


Tahun 1990an, tak ada bintang muda TNI dengan karir secemerlang Prabowo Subianto . Karir Prabowo melesat cepat. Tahun 1995 Brigadir Jenderal Prabowo dilantik menjadi komandan Komando Pasukan Khusus (Kopassus).

Prabowo kemudian memekarkan Kopassus dari tiga grup menjadi lima grup. Dengan jumlah personel Kopassus yang bertambah, otomatis satuan itu harus dipimpin seorang komandan jenderal berpangkat mayor jenderal. Prabowo pun naik pangkat lagi.

Tahun 1996, prestasi Prabowo mencuri perhatian dunia saat tim gabungan TNI berhasil membebaskan 12 peneliti yang disandera Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Mapenduma. TNI banyak mendapat pujian atas keberhasilan operasi militer tersebut.

Tak lama, bintang di bahunya bertambah lagi menjadi tiga. Tanggal 20 Maret 1998, Prabowo dilantik menjadi Panglima Kostrad dengan pangkat Letnan Jenderal. Hanya tinggal selangkah menjadi jenderal penuh dengan menduduki posisi Kepala Staf Angkatan Darat, disusul menjadi Panglima. Posisi nomor satu ini rasanya tinggal menunggu waktu.

Tapi kerusuhan 1998 yang berujung lengsernya Soeharto , mengubur semua mimpi Letnan Jenderal Prabowo Subianto . Bisa dikatakan saat itu Prabowo kehilangan segala-galanya. Nyaris sampai titik nol. Dia pergi ke luar negeri untuk berbisnis di Timur Tengah.



Berikut kisah terpuruknya Prabowo akibat tragedi 1998, dikumpulkan merdeka.com dari berbagai sumber.

1. Dibuang keluarga Cendana

Tragedi 1998 membuat Prabowo terusir dari keluarga Cendana. Soeharto dan anak-anaknya merasa Prabowo adalah pengkhianat karena menemui Gus Dur, Amien Rais, Adnan Buyung Nasution dan sejumlah tokoh yang mendukung reformasi. Keluarga Cendana juga mengira Prabowo sengaja mendekati Habibie untuk mendukungnya sebagai presiden menggantikan Soeharto.

Prabowo sempat mengadu pada ayahnya, Soemitro Djojohadikusumo. Dia dikhianati Soeharto, mertuanya sendiri.

"Papi tidak akan percaya kalau saya dikhianati mertua. Dia bilang pada Wiranto singkirkan saja Prabowo dari pasukan," tulis Soemitro dalam buku Jejak Perlawanan Begawan Pejuang terbitan Pustaka Sinar Harapan tahun 2.000.

Kisah lain dituturkan dalam buku Hari-hari Terpanjang, Menjelang Mundurnya Presiden Soeharto yang ditulis James Luhulima dan diterbitkan Kompas tahun 2001.

Tanggal 20 Mei 1998 malam, pulang dari kediaman Habibie, Prabowo ke rumah keluarga Soeharto di Jl Cendana. Dia bermaksud berkumpul bersama anggota keluarga yang lain, tetapi yang didapatnya malah makian.

Putri bungsu Soeharto, Siti Hutami Endang Hadiningsih atau Mamiek menghampiri Prabowo dengan marah. "Kamu pengkhianat, pengkhianat. Jangan injak kakimu di rumah saya lagi."

Prabowo mengaku tak pernah berniat menjatuhkan Soeharto dengan para tokoh itu. "Kami mendiskusikan cara terbaik untuk meredakan kerusuhan," kilahnya.


2. Dikecewakan Habibie

Wakil Presiden BJ Habibie diangkat menjadi presiden menggantikan Soeharto yang mengundurkan diri. Prabowo adalah pengagum Habibie. Sejak tahun 1993, Prabowo sudah mendukung Habibie untuk menjadi wakil presiden. Tapi saat itu, ABRI mendukung Try Sustrisno untuk maju. Baru pada 1998, Habibie mendapat dukungan.

Namun dalam pergolakan 1998, Habibie lebih mendengarkan Panglima ABRI saat itu, Jenderal Wiranto, daripada Prabowo. Bahkan setalah mendengar laporan Wiranto, Habibie pula yang memerintahkan Prabowo segera dicopot sebagai Panglima Kostrad sebelum matahari tenggelam.

Saat itu Habibie khawatir mendapat laporan sejumlah pasukan Prabowo yang bergerak ke Jakarta dari Surabaya dan Makassar. Habibie meminta pasukan itu segera kembali ke markas masing-masing.

Prabowo tentu sangat kecewa saat tahu dirinya digeser menjadi Komando Sesko ABRI di Bandung. Baru kali ini sepanjang karirnya, Prabowo tak berada di pasukan tempur. Pada Habibie Prabowo malah berharap diangkat menjadi Kepala Staf Angkatan Darat.

Dia berusaha menemui Habibie tanggal 22 Mei 1998 untuk mempertanyakan hal itu. Namun Habibie tak bergeming. Prabowo pun terpaksa menyerahkan jabatan Pangkostrad pada Jenderal Johny Lumintang.

Berseragam loreng lengkap dengan kopel dan senjata, Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) Letjen Prabowo Subianto datang ke Wisma Negara, pada 22 Mei 1998. Misi Prabowo jelas, ingin menghadap Presiden BJ Habibie .



Dialog panas saat Habibie copot Prabowo sebagai Pangkostrad
 Prabowo datang dengan dua kendaraan, salah satunya ditumpangi oleh pengawal. Anak begawan ekonomi Soemitro Djojohadikusumo itu ingin menanyakan jabatannya yang baru saja dicopot. Sebelum bertemu Habibie , Prabowo diperiksa secara ketat, senjata yang dibawa juga dilucuti oleh pasukan pengawal presiden.

Pencopotan dilakukan karena adanya informasi pergerakan pasukan di bawah kendali Prabowo. Adalah Menhankam/Pangab Jenderal Wiranto yang melaporkan hal tersebut. Tanpa berpikir panjang Habibie langsung mengambil keputusan.

Setelah diberi izin masuk ke dalam ruangan, keduanya yang memang dikenal akrab saling peluk dan mencium pipi. Kemudian, sempat terjadi dialog dalam bahasa Inggis, sebelum akhirnya Prabowo berbicara dengan nada tinggi.

"Ini penghinaan bagi keluarga saya dan keluarga mertua saya Presiden Soeharto . Anda telah memecat saya sebagai Pangkostrad," tegas Prabowo dikutip dalam buku Prabowo: Ksatria Pengawal Macan Asia karya Femi Adi Soempeno dan Firlana Laksitasari.

Habibie menjawab, "Anda tidak dipecat, tapi jabatan anda diganti."

Prabowo balik bertanya, "Mengapa?" Habibie kemudian menjelaskan bahwa ia menerima laporan dari Pangab bahwa ada gerakan pasukan Kostrad menuju Jakarta, Kuningan, dan Istana Negara.

"Saya bermaksud mengamankan Presiden," kata Prabowo.

"Itu adalah tugas Pasukan Pengamanan Presiden yang bertanggung jawab langsung pada Pangab dan bukan tugas anda," jawab Habibie .

"Presiden apa anda? Anda naif? jawab Prabowo dengan nada marah.

"Masa bodoh, saya Presiden dan harus membereskan keadaan bangsa dan negara yang sangat memprihatinkan," jawab Habibie .

"Atas nama ayah saya, Prof Soemitro Djojohadikusumo dan ayah mertua saya Presiden Soeharto , saya minta Anda memberikan saya tiga bulan untuk tetap menguasai pasukan Kostrad," kata Prabowo.

Habibie menjawab dengan nada tegas, "Tidak! Sampai matahari terbenam anda sudah harus menyerahkan semua pasukan kepada Pangkostrad yang baru. Saya bersedia mengangkat anda menjadi duta besar di mana saja!"

"Yang saya kehendaki adalah pasukan saya!" jawab Prabowo.

"Ini tidak mungkin, Prabowo," tegas Habibie .

Ketika perdebatan masih berlangsung seru, Habibie kemudian menuturkan bahwa Letjen Sintong Panjaitan masuk sembari menyatakan kepada Prabowo bahwa waktu pertemuan sudah habis.

"Jenderal, Bapak Presiden tidak punya waktu banyak dan harap segera meninggalkan ruangan," kata Letjen Sintong Panjaitan yang saat itu menjabat sebagai penasihat militer presiden.

Setelah itu Prabowo menempati posisi baru sebagai Komandan Sekolah Staf Komando (Dansesko) ABRI menggantikan Letjen Arie J Kumaat. Prabowo mengisahkan serah terima jabatan dilakukan secara sederhana dan tertutup.

"Belum pernah ada perwira tinggi dipermalukan institusinya, seperti yang saya alami," kata Prabowo.

Selanjutnya, Prabowo harus menjalani sidang Dewan Kehormatan Perwira. Prabowo disinyalir terlibat dalam penculikan aktivis saat masih menjabat sebagai Danjen Kopassus. 15 Perwira tinggi bintang tiga dan empat mengusulkan ke Pangab agar Prabowo dipecat.

"Saya paham, dewan ini sudah bersidang dengan susah payah selama sebulan dan orang-orangnya berpengalaman. Maka, saya (acc) setuju," kata Wiranto .

Tamatlah sudah karier Prabowo.

3. Karir militer Prabowo tamat

Kasus penculikan 1998 membuat Prabowo tak hanya dicopot sebagai Pangkostrad. Berdasarkan rekomendasi Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) Prabowo akhirnya dipecat dari dinas ketentaraan karena terlibat penculikan sejumlah aktivis. Sementara itu Mayjen Muchdi Pr dan Kolonel Chaerawan dibebaskan dari semua tugas dan jabatan struktural di ABRI.

Para pelaku yang dinamakan Tim Mawar juga diadili. Mayor Bambang Kristiono dihukum 22 bulan dan dipecat dari ABRI. Sebagian lain juga dipecat dan dihukum penjara 12 hingga 22 bulan oleh Mahkamah Militer.

Ini akhir karir Prabowo setelah lulus dari Akademi Militer di Magelang tahun 1974. Prabowo sudah bertugas selama 24 tahun, kebanyakan di pasukan tempur. Bertugas di medan tempur Timor Timur, Papua, hingga mengikuti berbagai pendidikan pasukan antiteror di luar negeri. Prabowo akhirnya meninggalkan Indonesia untuk berbisnis di Yordania.

Kawan dekat Prabowo Fadli Zon menilai TGPF sengaja menjadikan Prabowo sebagai kambing hitam peristiwa Mei 98. Banyak kesimpulan TGPF yang sangat merugikan Prabowo.


Kata jenderal kepercayaan Prabowo soal kerusuhan dan kudeta 98
Peristiwa Mei 1998 masih meninggalkan misteri. Sejumlah pihak menuding Letnan Jenderal (Letjen) Prabowo Subianto sebagai otak kekacauan di Jakarta. Tetapi ada juga yang menilai kerusuhan tersebut direncanakan oleh Jenderal Wiranto . Hal ini diceritakan oleh Mayor Jenderal (Mayjen) Kivlan Zen dalam bukunya bertajuk 'Konflik dan Integrasi TNI-AD'.

Kivlan menilai seharusnya Jenderal Wiranto tak perlu meninggalkan Jakarta. Terlebih kepergiannya hanya untuk menjadi Inspektur Upacara dalam rangka serah terima tanggung jawab Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) di Malang pada tanggal 14 Mei 1998. Padahal saat itu Jakarta sudah genting. Pembakaran dan kerusuhan terjadi di mana-mana.

"Serah terima tanggung jawab PPRC ABRI dari Divisi I Kostrad (Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat) kepada Divisi II Kostrad walaupun Pangkostrad (Panglima Kostrad) Letjen Prabowo Subianto telah menyarankan agar tidak usah berangkat ke Malang," tulis Kivlan pada halaman 85 di buku terbitan Institute for Policy Studies tahun 2004.

Prabowo menilai hal ini tidak penting karena Kivlan telah menyiapkan perpindahan itu semenjak Maret tahun 1998. Kala itu Kivlan masih menjabat Panglima Divisi II Kostrad di Malang.

Selain itu, menurut Kivlan, kekeliruan yang dilakukan oleh Wiranto adalah tidak memberikan izin Mabes ABRI untuk meminjamkan pesawat Hercules untuk membawa pasukan Kostrad dari Jawa Timur dan Makassar ke Jakarta.

"Karena Mayjen Sjafrie Sjamsoeddin sebagai Pangdam Jaya kekurangan pasukan dan meminta ke Kostrad, maka Kostrad menyiapkan pasukan tersebut," tulis Kivlan.

Karena tidak mendapatkan ijin dari Mabes ABRI, maka dengan menggunakan biaya pribadi Prabowo menyewa pesawat milik Mandala di Makassar dan pesawat milik Garuda di Surabaya. Hal ini dilakukan karena keadaan mendesak. Pasukan inilah yang dinilai Habibie sebagai pasukan liar dan bisa membahayakan. Sejumlah kalangan bahkan menuding Prabowo hendak melakukan kudeta.

Kivlan mencatat setidaknya ada dua kekeliruan Wiranto strategis militer selama menjadi Jenderal. Pertama adalah meninggalkan tempat dalam keadaan gawat dan tidak menggunakan pasukan cadangan di saat genting.

Menilai tidak bertanggungjawabnya Wiranto maka beberapa pihak memutuskan untuk bertemu dengan Prabowo di Markas Kostrad pada malam harinya. Setiawan Djodi , Adnan Buyung Nasution , Bambang Widjoyanto, Willibrordus Surendra Broto Rendra yang kerap disapa WS Rendra , Fahmi Idris , Maher Algadri, Hashim Djojohadikusumo, Amran Nasution, Din Syamsuddin , Fadli Zon , Amidhan, Iqbal Assegraf, Hajriyanto Thohari, Kolonel Adityawarman dan Kivlan sendiri.

Kedatangan mereka adalah untuk meminta Prabowo untuk mengambil alih keamanan, seperti yang dilakukan oleh mertuanya, Soeharto pada tahun 1965 yang saat itu menjabat sebagai Panglima Kostrad. Namun permintaan itu tidak langsung di-iya-kan oleh Prabowo. Sebabnya, dia menilai situasi tahun 1965 dan 1998 sangat berbeda.

"Masih ada Panglima ABRI Jenderal Wiranto , KSAD Jenderal Subagyo HS, Wakil KSAD Letjen Sugiono. Panglima Kostrad berada pada level ke-empat," terang Kivlan.

Namun kenyataan berkata berbeda. Karena Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) menyimpulkan pertemuan di Markas Kostrad tersebut sebagai rapat untuk merancang kekacauan di Jakarta. Kivlan menilai TGPF melupakan hal terpenting dalam menyimpulkan pertemuan tersebut.

"Padahal kerusuhan di Jakarta sudah terjadi sejak 13 Mei 1998. Sementara pertemuan digelar 14 Mei" tulisnya.

Dengan demikian maka kekacauan di Jakarta masih menjadi misteri. Mungkin hanya Wiranto dan Prabowo yang tahu.

4. Dianggap dalang kerusuhan Mei 98

Sebagian kalangan menganggap Prabowo adalah dalang kerusuhan Mei 98. Para aktivis HAM pun menjerat Prabowo sebagai pelanggar HAM karena menculik para aktivis.

Jelang peristiwa Mei, Prabowo sendiri mengaku mendapat BKO (Bawah Kendali Operasi) dari atasannya. Dari sini dia bergerak, ternyata gerakan ini kebablasan. Para aktivis dijemput dan disekap, tentu ini melanggar hukum. Prabowo mengakui kesalahannya.

Pertanyaan yang belum terungkap, siapa yang memberi perintah BKO itu? Apakah Panglima ABRI atau Soeharto selaku panglima tertinggi. Semua pihak tak ada yang pernah memberikan keterangan jelas.

Begitu juga dengan Tim Mawar. Mayor Bambang Kristiono yang saat itu menjabat Komandan Batalyon 42 Kopassus mengaku pembentukan Tim Mawar adalah inisiatif pribadi. Bambang tak pernah menemui Prabowo yang saat itu menjabat Danjen Kopassus. Dia hanya melapor pada Komandan Grup IV Kopassus Kolonel Chaerawan.

Menurut Prabowo saat kerusuhan Mei 1998, dirinya tidak pernah menjadi dalang di balik pemerkosaan dan pembunuhan terhadap etnis Tionghoa. Prabowo mengaku dia hanya menjadi korban fitnah.


"Saya bisa ungkap, tapi saya ingin kesejukan. Jika saya ungkap hanya akan mengungkit peristiwa yang lalu. Tidak ada untungnya," katanya.
"Saya dulu dituduh membakar gereja, disebut saya anti kristen, tapi besoknya saya juga dituduh membunuh kyai-kyai Jawa, dituduh membom Istiqlal, tidak tahu besok dituduh apalagi," ujar Prabowo.

 
Prabowo dan jerat isu kudeta 1998, benar atau fitnah?
Langkah Letnan Jenderal (Purn) Prabowo Subianto maju menjadi calon presiden 2014 terganjal sejumlah persoalan masa lalu. Salah satunya soal kerusuhan Mei 1998 dan isu kudeta yang akan dilakukan Prabowo pada Habibie .

Kini kembali polemik 15 tahun itu mencuat, di depan peserta HUT Aliansi Jurnalis Independen, Habibie kembali menceritakan kisah itu. Saat itu Prabowo menjabat Panglima Kostrad TNI AD, Habibie dilapori Wiranto , ada pasukan liar yang diduga dikendalikan Prabowo bergerak ke Jakarta.

"Ada Wiranto dia bilang pasukan Kostrad masuk ke Jakarta, pesawat sudah masuk ke bandara. Perintahkan semua kembali ke pangkalan. Kalau mereka tidak kembali ke pangkalan kita bisa kayak di Mesir, Myanmar, seperti sekarang," terang Habibie di gedung Gedung Pusat perfilman Usmar Ismail, Jakarta, Kamis (29/8).

Habibie memerintah Wiranto untuk mencopot Prabowo sebagai Pangkostrad sebelum matahari terbenam. Itulah pergantian Pangkostrad paling dramatis sepanjang sejarah. Prabowo langsung diganti oleh Letjen Johny H Lumintang. 17 Jam kemudian Johny Lumintang digantikan Mayjen Djamari Chaniago.

Prabowo sendiri selalu menepis kabar akan melakukan kudeta atau menjadi dalang kerusuhan Mei 1998. Menurutnya, tak pernah ada walau sekadar niatan untuk melakukan kudeta pada pemerintahan yang sah. Prabowo menegaskan tudingan itu hanya fitnah.

"Saya waktu itu Pangkostrad dengan 33 batalyon, nyatanya apakah saya kudeta? Itu tidak akan saya lakukan karena sebagai prajurit sapta marga saya takut terhadap konstitusi UUD 1945," kata Prabowo dalam keterangan persnya yang diterima merdeka.com, Minggu (20/10).

Menanggapi isu tersebut, mantan Danjen Kopassus itu hanya diam. Dia menilai, waktu dan sejarah yang akan mengungkap kebenaran tersebut. "Saya lebih memilih diam menanggapi fitnah itu, biarlah waktu dan sejarah yang akan membuktikan. 'Becik ketitik ala ketara'," jelas Prabowo.

Prabowo boleh berharap semuanya akan terang benderang. Tapi dia pun masih ragu untuk mengungkapkan siapa yang sebenarnya 'bermain' dalam kerusuhan Mei 1998.

Walau tak sama persis, Peristiwa 1998 sebenarnya memiliki banyak persamaan dengan peristiwa 1965. Ada persaingan para jenderal TNI AD, gerakan mahasiswa, kerusuhan dan desas-desus kudeta hingga mengakibatkan seorang presiden lengser.

Hingga kini peristiwa 65 pun diyakini belum terbongkar sepenuhnya. Faktanya masih banyak hal abu-abu dalam sejarah suram itu. Begitu juga dengan peristiwa 1998, banyak tanya yang belum terjawab.


 from member of forum.merdeka.com 
http://forums.merdeka.com/threads/5564-1998-momentum-keruntuhan-Prabowo-sang-bintang-terang-TNI

Rabu, 09 Oktober 2013

----- DIRGAHAYU KABUPATEN MAGETAN KE 338 -----

Partai Gerakan Indonesia Raya (GERINDRA)
Dewan Pimpinan Cabang Kabupaten Magetan
Turut Serta Memperingati Dirgahayu Kabupaten Magetan Ke 338
dalam rangkaian acara gerak jalan napak tilas Ngunut-Parang-Magetan


History gerak jalan napak tilas Ngunut-Parang-Magetan.
Gerak jalan napak tilas ini diadakan untuk mengenang peristiwa bersejarah di Magetan,
yaitu ketika pusat pemerintahan Kabupaten Magetan dipindahkan ke Desa Ngunut Kecamatan Parang
saat terjadinya agresi militer Belanda pada tahun 1948.

Belanda menyerbu Magetan pada tanggal 19 Desember 1948.
Dan pada tanggal 26 Oktober 1949 tentara Belanda meninggalkan Magetan,
dan akhirnya pada tanggal 1 Januari 1950 pusat pemerintahan di Magetan yang dulunya  berada di pedalaman
akhirnya pindah ke dalam kota.
Gerak jalan napak tilas ini dilaksanakan setiap tahunnya dalam rangkaian hari jadi Kabupaten Magetan
yang diikuti oleh ribuan peserta mulai dari PNS, TNI, Polri, pelajar, berbagai komunitas di Magetan
serta masyarakat umum dengan menempuh jarak sekitar 15 kilometer dengan finish di Alunn-alunn kota Magetan.

Selasa, 03 September 2013

Prabowo Siap Berantas Konglomerat Hitam

Jakarta - Mafia hukum dan konglomerat hitam
disinyalir mencoba menjegal Ketua Dewan
Pembina (Wanbin) Partai Gerakan Indonesia
Raya (Gerindra) untuk maju sebagai calon
presiden (capres). Sebab, Prabowo sedang
gencar menyuarakan gerakan antikorupsi.
Apalagi korupsi yang melibatkan pejabat
negara.
"Para koruptor pasti tidak senang dengan
strategi Pak Prabowo yang akan berantas
korupsi jika terpilih menjadi presiden," kata
anggota Wanbin Gerindra Martin Hutabarat di
Gedung DPR, Jakarta, Senin (2/9).
Akan tetapi, menurutnya, Prabowo tak akan
gentar menghadapi para pihak yang
antikorupsi. "Kalau Prabowo terpilih, enggak
bakal ada takutnya. Karena Pak Prabowo
merasa dipilih oleh rakyat dan akan
menjalankan amanah rakyat," tegas anggota
Komisi III DPR ini.
Dia mengungkapkan, Prabowo memang akan
mengusung ide dan gagasan reformasi hukum.
Selain itu, penguatan lembaga pemberantasan
korupsi juga menjadi agenda utama. "Kita akan
konsisten nendukung KPK (Komisi
Pemberantasan Korupsi). Kalau Pak Prabowo
teprilih, beliau akan bangun sinergi luar biasa
antar pemerintah dan KPK," ujarnya.
Sementara itu, Sekretaris Jendral (Sekjend)
Jaringan Aktivis Pro Demokrasi (Prodem),
Andrianto mengatakan upaya menjegal Prabowo
dari konglomerat hitam tentu tak bisa
terhindarkan. "Soal jegal menjegal sudah pasti,
Terutama para konglemerat hitam yang
bebisnis tidak taat aturan yang terbiasa dengan
KKN. Karena dari visinya jelas. Prabowo akan
berantas praktek KKN maupun menasionalisasi
bisnis yang merugikan bangsa," katanya.
Menurutnya, Prabowo mempunyai visi yang
nasionalis. Pasalnya, Prabowo berlatar
belakang keluarga dari kalangan pejuang.
"Track recordnya juga bersih. Karena Prabowo
berlatar keluarga berkecukupan. Prabowo ini,
bertipe solidarity makers yang cocok dengan
trend tantangan ke depan menghadapi era
globalisasi," ujarnya.
Penulis: C-6/ARD
Sumber:Suara Pembaruan

Prabowo siap pasang badan hadapi komprador dan koruptor

Merdeka.com
Sabtu, 17 agustus 2013  24:36:32

Ketua Dewan Pembina Gerindra
Prabowo Subianto memperingati
Hari Kemerdekaan Republik
Indonesia yang ke 68 dengan
menggelar upacara di halaman
Kantor DPP Partai Gerindra, Jalan
RM Harsono No. 54, Jakarta
Selatan, Sabtu (17/8).
Dalam upacara tersebut,
Prabowo Subianto bertugas
sebagai inspektur upacara.
Dalam pidatonya Prabowo
mengingatkan bahwa perjuangan
terberat setelah kemerdekaan
adalah perjuangan menghadapi
bangsa sendiri yang
mengkhianati cita-cita
kemerdekaan. Prabowo juga
menyatakan bahwa ia siap
pasang badan, ia siap mati dalam
perjuangan menghadapi
komprador dan koruptor.
"Kita ingin menjadi bangsa yang
terhormat. Bangsa yang aman,
damai, melindungi semua suku
agama dan kelompok etnis dan
budaya dan daerah. Bangsa yang
dipimpin oleh pemimpin bersih,
jujur, adil dan benar. Bangsa
yang berdaulat secara politik,
berdaulat secara budaya,
berdaulat secara ekonomi.
Bangsa yang berdikari. Bangsa
yang tidak akan berlutut kepada
siapapun. Bangsa yang tidak
akan menunduk-mundur kepada
siapapun. Bangsa yang
bersahabat kepada setiap orang.
Bangsa yang membawa
kesejukan. Bangsa yang hidup
dalam keadaan gemah ripah loh
jinawi," seru Prabowo di hadapan
kader Partai Gerindra dan
organisasi sayap Partai Gerindra
dalam rilis yang diterima
merdeka.com, Sabtu (17/8).
Prabowo melanjutkan, pihaknya
berjuang agar bangsa Indonesia
bisa sejahtera. Pihaknya
berjuang agar setiap anak
bangsa dari yang paling miskin
bisa tersenyum dengan bahagia.
"Kita ingin bangsa yang punya
kehormatan. Bangsa yang
setelah 68 tahun menyatakan
merdeka, tidak hanya bisa
membeli, tetapi juga bisa dan
handal dalam membuat barang.
Membuat mobil. Membuat
televisi. Membuat komputer. Kita
ingin anak-anak kita menjadi
insinyur, dokter, pilot, pengacara
-bukan menjadi maling,
perampok dan komprador yang
menjual bangsa kepada orang-
orang yang kita tidak tahu dari
mana asal usulnya," tegasnya.
(mdk/tts)

Indonesia, Mesir, Prabowo dan Kudeta

Indonesia, Mesir, Prabowo dan
Kudeta
Created on Tuesday, 27
August 2013 21:15
Published Date
Jakarta, GATRAnews - Sebagai
pemerhati sejarah perjalanan
bangsa Indonesia, saya
perhatikan dalam beberapa
bulan terakhir ini sudah ada
ratusan, bahkan mungkin
ribuan pesan yang masuk di
Facebook dan Twitter Ketua
Dewan Pembina Partai Gerindra
Prabowo Subianto, yang
mendesaknya agar bersedia
mengambil alih pemerintahan
tanpa menunggu Pemilu 2014.
Dalam kata lain, cukup banyak
Facebookers dan pengguna
Twitter yang membujuk
Prabowo agar turun ke jalan,
memimpin sebuah kudeta untuk
menjatuhkan pemerintah.
Menurut saya ini adalah sebuah
fenomena menarik.
Senin, 29 Juli 2013 kemarin di
sela-sela acara buka puasa
bersama dengan tokoh-tokoh
ICMI di desa Bojong Koneng,
Kabupaten Bogor saya bertemu
dengan Prabowo, dan
menanyakan tanggapan beliau
atas banyaknya rakyat yang
ingin Prabowo memimpin
sebuah kudeta.
Dengan lugas Prabowo
menegaskan bahwa “kudeta
hanya dapat dilaksanakan oleh
pasukan bersenjata”.
Memang benar, mungkin
banyak rakyat kita yang lupa
bahwa kondisi Prabowo saat ini
sangat berbeda dengan tahun
1998. Saat itu, sebagai
Pangkostrad TNI AD, sebagai
komandan yang memiliki kuasa
atau setidaknya pengaruh kuat
terhadap sedikitnya 100
batalion tempur, Prabowo
sangat memiliki kapasitas
untuk memimpin kudeta.
Pada waktu itu, seperti saat ini,
Prabowo juga menerima
banyak desakan untuk
memimpin kudeta, bahkan dari
orang-orang terdekatnya.
Namun perjalanan sejarah
mencatat bahwa Prabowo, yang
banyak mendapatkan tudingan
ini dan itu, ternyata memilih
untuk tidak melakukan kudeta.
Padahal, pada tahun yang sama
juga terjadi kudeta di Pakistan
dan di Thailand.
Saat saya tanyakan kenapa,
Prabowo menjawab bahwa ia
percaya kudeta melanggar
konstitusi. Kudeta melanggar
UUD 1945. Prabowo percaya
jika mengambil melangkahi
konstitusi, ia dapat memicu
kegaduhan politik yang akan
merugikan rakyat Indonesia -
seperti halnya yang terjadi di
Mesir saat ini.
Kalau kita pelajari dan simak di
televisi proses pergolakan yang
sekarang terjadi di Timur
Tengah pada umumnya, dan
Mesir pada khususnya, dan kita
bandingkan dengan apa yang
terjadi di negara kita pada
1998, kita pantas untuk
bersyukur.
Kita pantas dan patut
bersyukur bahwa bangsa
Indonesia bisa melakukan
transisi ke demokrasi dengan
relatif sedikit pengorbanan.
Bandingkan dengan di negara-
negara di Timur Tengah,
dimana angkatan udara negara
tersebut meroket ibukotanya
sendiri. Tentara menembak
rakyatnya sendiri. Panzer serta
tank meroket rumah-rumah
rakyatnya sendiri.
Saya menilai bahwa pada tahun
1998, tokoh-tokoh di dalam
TNI terutama mereka yang satu
generasi dengan Prabowo,
generasi paska-45, mendorong
dan terbuka serta mendukung
sepenuhnya proses reformasi.
Prabowo melakukan itu karena
ia sadar bahwa TNI adalah
tentara rakyat. Seluruh
pelajaran dan indoktrinasi yang
diajarkan oleh TNI adalah
selalu membela rakyat,
membela rakyat, membela
rakyat. Mengutamakan
kepentingan rakyat daripada
kepentingan yang lain serta
memegang teguh konstitusi.
Adalah fakta bahwa sejarah
mencatat bagaimana TNI
menjadi bagian dari hanya
sedikit tentara dunia yang
dengan sadar dan sukarela
mengundurkan diri dari politik
dan menyerahkan kendali
pemerintahan pada tokoh-
tokoh sipil. Sebuah fenomena
yang juga terjadi di Taiwan,
terjadi di Korea, terjadi di Turki,
dan akhirnya juga oleh
Myanmar belakangan ini.
Apa yang terjadi saat ini,
kerisauan serta desakan rakyat
Indonesia kepada Prabowo
untuk memimpin kudeta bisa
dikatakan sama dengan apa
yang terjadi di Mesir namun
dalam tempo yang berbeda.
Jika Mesir baru menjadi
demokrasi selama satu tahun,
bangsa Indonesia setelah
memilih dan melaksanakan
demokrasi selama 15 tahun.
Rakyat Mesir dan rakyat
Indonesia sama-sama
menyadari benar bahwa
reformasi dan demokrasi tidak
menghasilkan kekuatan dan
kedaulatan ekonomi.
Coba sekarang kita lihat,
komoditas apa yang telah
mampu kita buat untuk
keperluan bangsa sendiri.
Sampai dengan saat ini kita
belum juga memiliki mobil,
motor, dan televisi buatan
Indonesia.
Beberapa tahun terakhir ini,
negara yang terdiri dari tiga
perempat laut harus mengimpor
garam. Kita juga telah menjadi
bangsa agraris yang harus
mengimpor beras, gula,
bawang, cabai, singkong,
daging, susu dan berbagai
kebutuhan perut lainnya.
Bahkan sebagian besar sandal
dan celana dalam yang
digunakan oleh rakyat kita saja
buatan rakyat negara lain.
Keinginan rakyat agar Prabowo
segera menjadi presiden adalah
bukti nyata bahwa banyak
warga negara Indonesia yang
memahami sebuah kondisi
yang Prabowo namakan
sebagai “paradoks Indonesia”.
Memang sudah 10 tahun
terakhir ini, Prabowo berkeliling
dan menyatakan bahwa mazhab
sistem ekonomi neoliberal
kebablasan, yang dianut oleh
pemerintah yang sekarang
sedang berkuasa, gagal
menciptakan kesejahteraan
bagi rakyat banyak. Adalah
fakta bahwa sistem ekonomi
neoliberal membiarkan semakin
lebarnya jurang kesenjangan
antara si kaya dan si miskin.
Selain itu, sekarang seolah-
olah kita menjadi tamu di
negara kita sendiri. Seolah-
olah kita harus hormat, tunduk
dan minta ijin kepada mereka-
mereka yang justru mencuri
dari kekayaan rakyat.
Inilah fenomena yang terjadi,
fenomena yang mendasari
angan-angan rakyat turun ke
jalan untuk memaksakan
perubahan kepemimpinan serta
perubahan sistim ekonomi
tanpa menunggu proses-
proses demokrasi dan
pemilihan umum.
Melalui tulisan ini saya ingin
mengingatkan dan mengajak
saudara, sesama warga negara
Indonesia, bahwa walaupun kita
sama-sama risau, kita harus
melihat dan harus belajar dari
pengalaman Mesir. Kondisi
bangsa kita saat ini memang
kronis, namun mari kita sama-
sama bersabar.
Jika kita tidak puas dan
menghendaki perubahan,
menghendaki kepemimpinan
yang kuat dan tegas, mari kita
salurkan suara kita melalui
pemilu yang tinggal delapan
bulan lagi.

[Kombes Pol. (Purn.) H.
Thamrin Dahlan, SKM, M.Si ]
Ketua Umum Iluni Kajian Timur
Tengah dan Islam Universitas
Indonesia, Dosen Universitas
Gunadarma, dan citizen
journalist di Kompasiana.com

Selasa, 16 Juli 2013

Deklarasi 6 Program Aksi Transformasi Bangsa PARTAI GERINDRA 2014 - 2019


"Selamat pagi,60 tahun yang lalu, masalah utama yang dihadapi rakyat Indonesia adalah: pangan dan bensin,"

"Sahabat, kita telah memilih demokrasi sebagai sistem pemerintahan kita. Jika kita menghendaki pemerintahan nasional yang tidak mencla-mencle, pemerintahan yang bisa mengatasi kedua tantangan diatas dan berbagai tantangan bangsa lainnya, maka mau tidak mau kita harus memilih partai politik, memilih figur yang rencana kerja yang jelas,"

6 Program Aksi Transformasi Bangsa
Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra).
http://partaigerindra.or.id/6-program-aksi-partai-gerindra

Terima kasih. Salam Indonesia Raya,
 
Sumber : Prabowo Subianto

Prabowo: Reformasi sudah kebablasan dan salah jalan

Prabowo Subianto : “Pemerintah harus memperkuat soko guru ekonomi Indonesia. Melalui koperasi yang kurang kuat perkuat diri, yang lemah diangkat, dibantu, diberi kesempatan, itulah cita-cita kemerdekaan kita,”


 Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto menilai, reformasi sudah melenceng dari cita-cita awal ketika rezim Soeharto dilengserkan pada tahun 1998. Banyak hal-hal yang baik malah ditiadakan dan berakibat melemahnya bangsa.

“Reformasi 1998 itu usaha bersama untuk perbaiki kehidupan bangsa, tetapi di banyak sektor, reformasi itu menurut pendapat saya sudah agak kebablasan, dan juga banyak mengambil arah-arah yang salah jalan,” ujar Prabowo dalam peluncuran buku ‘Sepuluh Tahun Koperasi (1930-1940)’ di hotel Kartika Chandra, Jl. Jend. Gatot Soebroto, Jakarta Selatan, Jumat (12/7).

Prabowo mencontohkan Badan Urusan Logistik (Bulog) yang saat ini sudah lemah keberadaannya. “Hal-hal yang sudah kita bangun justru kita rontokkan sendiri. Bulog yang dikagumi justru kita perlemah dengan bubarkan peranannya,” tuturnya.

“Tidak hanya Bulog, induk KUD yang banyak peranannnya untuk Indonesia swasembada pangan juga justru diperlemah,” tambah Prabowo yang juga merupakan Ketua Umum Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) tersebut.

Untuk itu, Prabowo mengajak untuk mengubah kondisi di Tanah Air yang sudah memprihatinkan menurut pandangannya tersebut. “Kondisi memprihatinkan harus kita perbaiki, kita ubah, apa yang dirintis pembangunan bangsa dari sebelum merdeka dan pada masa berdirinya republik itu banyak jasanya keberhasilannya,” ucapnya.

Salah satu caranya, lanjutnya, ialah dengan menggalakkan sistem Koperasi di Tanah Air.

 “Pemerintah harus memperkuat soko guru ekonomi Indonesia. Melalui koperasi yang kurang kuat perkuat diri, yang lemah diangkat, dibantu, diberi kesempatan, itulah cita-cita kemerdekaan kita,” ujar dia dengan menggebu-gebu.
                                                                                                       partaigerindra.or.id

Sumber: merdeka.com

Prabowo: Fadli Zon Cocok Jadi Menteri Pendidikan

"Dari potongannya, Fadli Zon ini cocok jadi menteri pendidikan," kata Prabowo dengan nada bercanda. Fadli juga nampak semringah sambil berkata, "Itu terjadi kalau Pak Prabowo presidennya."
                                  fadlizon.com
Wakil Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya (GERINDRA) - See more at: http://fadlizon.com/profil-fadli-zon/#sthash.GuoKMRAW.dpuf
Wakil Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya


JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto menilai Wakil Ketua Umum Gerindra, Fadli Zon, cocok menjabat sebagai menteri pendidikan nasional. Hal itu dilontarkan Prabowo dalam acara peluncuran buku Sepuluh Tahun Koperasi (1930-1940) di Hotel Kartika Chandra, Jakarta, Jumat (12/7/2013) sore.

Sebelum mengatakannya, Prabowo baru saja memberikan sambutannya terkait buku yang diluncurkan. Buku tersebut merupakan karya RM Margono Djojohadikusumo yang diterbitkan kembali oleh Fadli Zon Library. Mantan Komandan Jenderal Kopassus ini ikut menulis di halaman kata pengantar.

Di pengujung pidatonya, Prabowo meminta Fadli Zon untuk memberikan waktu kepada para tokoh yang hadir menyampaikan pendapatnya mengenai koperasi. Beberapa di antaranya adalah dua mantan Gubernur Bank Indonesia Darwin Nasution dan Burhanuddin Abdullah.

"Dari potongannya, Fadli Zon ini cocok jadi menteri pendidikan," kata Prabowo dengan nada bercanda.

Mendengar itu, beberapa tamu yang hadir langsung mengeluarkan tawanya. Tak ketinggalan Fadli juga nampak semringah sambil berkata, "Itu terjadi kalau Pak Prabowo presidennya."

Editor : Hindra Liauw
                                                                                                                nasional.kompas.com

Prabowo Subianto Deklarasikan Enam Program Aksi Bangsa

 Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Prabowo Subianto :
 "Mari kita wujudkan cita-cita Bung Karno, Bung Sjahrir, dan Jendral Sudirman, jangan kecewakan mereka yang telah gugur, saatnya Indonesia Berdiri Tegak,"
Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Prabowo Subianto :
"Intinya program aksi ini menggunakan sistem Ekonomi Kerakyatan. Berdasarkan Asas Kekeluargaan dalam pasal 33 UUD 45,"


REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto mengatakan untuk melakukan perubahan bagi kemajuan bangsa dan menyelamatkan masa depan anak dan cucu, Gerindra mengeluarkan Deklarasi Enam Program Aksi Bangsa.

"Mari kita wujudkan cita-cita Bung Karno, Bung Sjahrir, dan Jendral Sudirman, jangan kecewakan mereka yang telah gugur, saatnya Indonesia berdiri tegak," kata Prabowo di Jakarta, Senin, (15/7).

Menurut Prabowo, Deklarasi Enam Program Aksi Transformasi Bangsa menjadikan Partai Gerindra satu-satunya partai yang memiliki dan mempublikasikan semua program dan prioritas pembangunan kepada rakyat.

Enam Program Aksi Transformasi Bangsa ini merupakan hasil kajian mendalam dari Dewan Pakar Partai Gerindra bersama-sama dengan para akademisi, peneliti, pakar, ahli, pelaku usaha, penggiat sosial. Ini merupakan kelanjutan dan penyempurnaan dari Delapan Program Aksi sebelumnya.

Orientasi Deklarasi Enam Program Aksi iTransformasi ini meliputi pemeliharaan eksploitasi dan pengembangan produk kelautan dan pertanian. Lebih memperhatikan masyarakat bawah seperti petani dan nelayan yang jarang diperhatikan.

"Intinya program aksi ini menggunakan sistem ekonomi ekonomi kerakyatan. Berdasarkan asas kekeluargaan dalam pasal 33 UUD 45," ujar Prabowo.


Reporter : Dyah Ratna Meta Novia
Redaktur : Citra Listya Rini
                                                                                                                    republika.co.id